Senin, 04 Februari 2013

Posting kerjaan kantor :D


LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DARI ASYST UNTUK MASKAPAI DI BANDARA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan lebar wilayah barat ke timur sepanjang lebih dari 5000 km dan dari utara ke selatan sepanjang lebih dari 1800 km. Untuk menjangkau kota-kota di Nusantara yang terpisahkan oleh ribuan kepulauan, transportasi udara menjadi salah satu sarana yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia karena dinilai lebih efisien dan harganya pun kini mulai terjangkau oleh hampir semua kalangan. Salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk transportasi udara adalah tersedianya bandara sebagai landasan bagi pesawat terbang yang beroperasi. Bandar udara dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sisi udara (airside) dan sisi darat (landside). Sisi udara suatu bandar udara meliputi runway, taxiway, apron dan elemen-elemen penunjang-penunjang lainnya selama pesawat melakukan pendaratan maupun tinggal landas. Sedangkan yang termasuk dalam sisi darat suatu bandar udara meliputi gedung terminal, tempat parkir dan sirkulasi kendaraan serta sistem jalan masuk darat ke bandar udara.
Pendukung lain yang tidak kalah penting di bandara adalah sistem teknologi informasi yang membantu menghubungkan setiap bandara yang ada di Indonesia. Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) telah merevolusi bisnis di industri penerbangan, di mana teknologi saat ini berperan penting untuk operasional dan strategi manajemen dari maskapai termasuk di bandara.
Diperlukan kecepatan dan efisiensi waktu bagi operasional maskapai penerbangan di bandara dalam melayani penumpang, karena hal ini mempengaruhi daya saing dari suatu maskapai. Keunggulan kompetitif dibidang ICT akan membantu suatu maskapai dalam memastikan operasi di bandara berjalan dengan akurat, cepat dan mencapai On Time Performance yang diharapkan.
Menggunakan teknologi Informasi dan Komunikasi terdepan beserta dedikasi human service yang tinggi, ASYST turut membantu operasional maskapai di bandara pada 3 bagian utama:
1.    Reservasi
ASYST menyadari pentingnya sistem ICT terdepan untuk reservasi penumpang dalam rangka meningkatkan pelayanan suatu maskapai di dalam bandara. ASYST di tahun 2012 ini telah melakukan perubahan besar terhadap sistem reservasi airline-nya dengan meng-upgrade keseluruhan sistem pelayanan penumpangnya (PSS) ke release yang terbaru yang dikenal dengan EDS Rel.15. Sistem terbaru ini dapat lebih mengintegrasikan dan memperlancar jalannnya sistem berbagai channel reservasi milik Airline (Sales Office, Travel Agent) maupun pada media reservasi online (Online Web Booking, Mobile Booking) dengan berbagai channel check-in maskapai yang tersedia di bandara (counter check-in yang dilayani petugas check-in, Kiosk Check-in). Salah satu keunggulan lain dari release terbaru ini adalah telah kompatibel-nya sistem yang baru ini dengan IP connection sehingga koneksi yang dilakukan dari display terminal (PC di User) ke Mainframe dapat menggunakan IP dan berbasis GUI.
  1. Network
Untuk memastikan lancarnya traffic jaringan (network) di bandara, ASYST mendukung penyediaan dan maintenance infrastruktur jaringan seperti router, switch, modem, fiber optic network, vdsl,  yang mencakup infrastruktur network untuk ticket sales area, check in area dan juga pelayanan network dari sisi IP management. ASYST menyadari pentingnya infrastruktur network yang tepat, handal, cepat dan time critical, akan sangat penting, karena itu ASYST memberikan pelayanan end to end di sisi infrastruktur network, tidak hanya untuk kebutuhan operasional penerbangan saja tapi juga untuk semua sisi, termasuk aplikasi-aplikasi berbasis network dari maskapai di bandara seperti back office sampai bagian keuangan dan sumber daya manusia. ASYST juga menyediakan manpower untuk  memantau secara rutin setiap network yang tersedia di bandara dan menyediakan tambahan backup connection apabila dibutuhkan.
3.    Desktop/Hardware
ASYST mendukung penuh ketersediaan desktop/hardware pendukung di semua area unit operasional pada maskapai di bandara beserta perencanaan dan bentuk antisipasi untuk berbagai macam kendala. ASYST menyiapkan serta memastikan ketersediaan dan kesiapan dari segala sisi untuk desktop /hardware pendukung di bandara, termasuk diantaranya perangkat pengganti yang selalu tersedia (hotspare) bila terjadi gangguan. ASYST juga menyiapkan tambahan resource/personil yang standby di area yang kritikal di bandara untuk percepatan resolusi di lokasi. Selain itu, ASYST memaksimalkan juga keterlibatan mitra ASYST untuk desktop/hardware dalam mendukung  layanan sistem maskapai di bandara agar dapat standby baik di onsite maupun remote coverage sebagai antisipasi percepatan resolusi bila terjadi gangguan baik pada sistem maupun perangkat di bandara.

Hasil kerjaan ini bisa gua lihat nantinya kalau umur panjang hehe

Cheers,

Rabu, 30 Januari 2013

Jelajahi industri aviasi yang (kian) seksi

Setelah dua bulan bekerja di tempat baru yang bergerak di bidang IT khususnya di industri aviasi (yeah right gua paling paham bener nih, kayanya gua paling culun dah), gua jadi belajar banyak hal-hal yang sebelumnya tidak pernah gua sadari ketika travelling atau lagi business trip, kalau dulu pada saat bepergian naik pesawat cuma tahu dapat kode booking, print e-ticket, berangkat ke bandara, check in, plango plango di ruang tunggu, masuk pesawat, terbang, sesekali merem, makan, mendarat, ambil bagasi terus naik mobil sekarang gua harus lebih banyak tahu mengenai industri penerbangan alias dunia aviasi.

Yes industri aviasi, judul yang gua bikin sebagai title tulisan ini gua baca di salah satu (atau mungkin satu satunya tabloid yang banyak membahas mengenai dunia penerbangan), industri aviasi di Indonesia saat ini sudah semakin berkembang dan semakin maju, kenapa gua berani bilang begitu? dari hasil browsing Om Google kalian pasti kaget berapa banyak maskapai yang ada sekarang, untuk maskapai niaga berjadwal saja sudah ada 22 maskapai yang diantaranya mungkin sudah banyak dikenal sebut saja: Garuda Indonesia (siapa juga yang tidak tahu maskapai ini?), Merpati, Lion Air, Batavia, Wings Air, Trigana dan lain lain. itu belum termasuk kategori niaga kargo (3 maskapai), niaga tidak berjadwal (23 maskapai), niaga kargo tidak berjadwal (3 maskapai), dan non niaga ( 2 maskapai) banyak kan? Hal ini menunjukkan semakin luasnya pasar dari industri penerbangan saat ini, penumpang yang mau bepergian hanya perlu cek budget di kantong masing-masing, mau naik yang lebih nyaman ya sudah pasti pilih maskapai macam GA, tapi kalau memang budgetnya pas-pasan bisa naik low cost airlines macam Lion Air atau Air Asia yang pemesanan tiketnya harus dilakukan setahun atau enam bulan sebelum penerbangan (buat backpakers nih biasanya).  


Belum lagi kalau bicara mengenai salah satu bisnis yang lagi berkembang yaitu penyewaan jet pribadi, bisnis ini konon juga merupakan bisnis basah dan sedang berkembang pesat, beberapa waktu lalu gua pernah baca ulasan bisnis ini dari Koran Bisnis Indonesia Weekend yang semakin memperkuat opini gua ini. Sekarang ini banyak orang kaya di Indonesia menyewa jet pribadi untuk keperluan bisnis mereka, para businessman di Indonesia sepertinya sudah tidak bisa menyesuaikan dengan jadwal penerbangan dari maskapai reguler, banyak ngurusin bisnis jutaan dolar man (Borju-Neo) waktu jadi sesuatu yang sangat penting buat mereka. Mungkin yang ada dalam pikiran mereka adalah "ngapain gua lama-lama ke bandara nungguin jadwal penerbangan sama pesawat kalau gua mampu buat sewa pesawat" (enak yeh jadi orang kaya-- eh tapi lebih enak jadi anak orang kaya lah :D). Konglomerat macam Chairul Tanjung, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla itu termasuk dari beberapa nama yang disebut menggunakan jasa sewa jet pribadi ini, belum lagi nama-nama beken lainnya gua yakin mereka juga menggunakan jasa sewa pesawat pribadi. 



Hal-hal yang gua tulis barusan itu adalah sedikit fakta-fakta makin menguatkan penggunaan kata semakin seksi. Berbicara tren industri jadi teringat dengan pembicaraan dengan mantan atasan di Agency dulu kalau sebuah industri yang masih berkembang itu disebut dengan sunrise industry, industri yang masih akan berkembang, lain halnya dengan sunset industry atau industri yang sudah sudah menurun atau stagnan contohnya industri rokok. Industri Aviasi rasanya masih akan terus berkembang karena banyaknya maskapai-maskapai baru ini menunjukkan bahwa masih banyak pasar yang bisa digarap oleh mereka. 


Cheers!!